Berbagai Fenomena Kecanduan Game Online Pada Kalangan Remaja, Yuk Disimak!

BADAKSATU.COM – Berbagai Fenomena Kecanduan Game Online Pada Kalangan Remaja, Yuk Disimak!, Remaja dan game, adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan di tengah perkembangan teknologi yang kian pesat seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi yang sangat pesat membawa dampak perubahan yang sangat signifikan, seperti yang sekarang terjadi, yakni fenomena kecanduan game online dikalangan remaja.

Game online menjadi alternatif utama kalangan remaja dalam mengisi waktu luang. Seperti yang sering saat ini terjadi, beberapa remaja sering berkumpul bersama di suatu tempat lalu bermain game. Lalu, apa saja bentuk fenomena kecanduan game online pada kalangan remaja yang banyak terjadi saat ini:

1. Over Bermain Game Online

Kemudahan dalam mengakses beberapa game online memberi keuntungan tersendiri di kalangan para remaja. Para remaja dengan mudahnya mengakses sekaligus menginstal game online yang tersedia. Baik di play store, app store, maupun website langsung pada smartphonenya. Adanya kemudahan dalam mengakses game online ini  yang sering kali membuat para remaja lupa diri dan membuat waktu terbuang sia-sia.

Sungguh menyedihkan dan sangat disayangkan dengan adanya fenomena ini. Masa muda tidak diisi dengan hal yang positif dan juga produktif. Bermain game boleh, asal tau tempat dan juga waktu. Itulah yang seharusnya ditanamkan pada remaja saat ini. 

2. Remaja Menjadi Kecanduan

Fenomena kecanduan game online pada kalangan remaja yang berikutnya adalah berpotensi menjadi candu berat. Kecanduan dalam bermain game online banyak menyita waktu para remaja. Para remaja lebih gemar bermain dibandingkan belajar dan berprestasi di sekolah. Akibat kecanduan game online, banyak orang tua yang mengeluhkan turunnya semangat belajar anak-anaknya. 

Remaja yang kecanduan bermain game online, cenderung lupa akan waktu. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar, habis tersita dan terbuang sia-sia karena bermain game.  Sebagian remaja menganggap bermain game online lakukan sebagai pengisi waktu senggang saat dirumah. Namun nyatanya, banyak yang tak kenal waktu dan tempat saat bermain.

3. Fenomena Phubbing

Pernah mendengar istilah phubbing? Ya ini adalah salah satu fenomena kecanduan game online pada kalangan remaja yang banyak sekali terjadi. Phubbing sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana seseorang bersikap acuh terhadap lawan bicaranya.

Ini banyak sekali terjadi pada remaja yang seringkali phubbing dengan lawan bicara saat sedang bermain game. Ini bukanlah sesuatu yang baik. Seharusnya dan etikanya adalah seorang harus memperhatikan ketika ada seorang yang mengajak berbicara.

4. Nomophobia

Selanjutnya yang tak kalah buruk dari fenomena kecanduan game online pada kalangan remaja adalah fenomena Nomophobia. Istilah ini merupakan singkatan dari no-mobile phone phobia. Keadaan ini kerap sekali terjadi pada seorang yang sudah sangat bergantung pada ponselnya. 

Ada kecemasan berlebihan yang dirasakan seseorang jika berada jauh dengan ponsel atau gamenya. Bahkan, fenomena ini bisa mengakibatkan gangguan yang lebih serius jika tidak ditangani dengan segera. Pada akhirnya, game  online berhasil mencuri perhatian para remaja dan sekaligus merubah pola kehidupan pada diri seorang remaja.

5. Kontrol Diri Berkurang

Dampak negatif yang juga menjadi fenomena sekarang adalah kontrol diri yang berkurang. manakala remaja terlalu sering bermain game online ialah perubahan sikap pada diri remaja. Contohnya, remaja yang biasanya rajin belajar akan menjadi malas melakukan aktivitas belajar. Perubahan sikap menjadi lebih memprioritaskan bermain game online dibandingkan pendidikan.

Tak jarang ada remaja akan bersikap acuh serta berlaku kasar jika sudah diganggu aktivitasnya. Meskipun tidak semua kasus anak seperti ini, jika terus dibiarkan akan menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan ke depannya. Jadi, lebih baik mengatasi di awal.

Itulah tadi beberapa fenomena kecanduan game online pada kalangan remaja yang banyak terjadi saat ini. Tentunya untuk mengatasi fenomena buruk ini diperlukan kerjasama beberapa pihak, termasuk orangtua. Lebih baik mencegah daripada dampak yang ditimbulkan nantinya menjadi semakin besar.